Senin, 02 Juli 2018

NAMSANGOL HANOK VILLAGE


PENGERTIAN DAN CIRI KHAS ARSITEKTUR KAWASAN NAMSANGOL HANOK VILLAGE
Namsangol Hanok Village di Korea Selatan yang terletak di Seoul merupakan rumah tradisional pada kehidupan masa lalu di Korea Selatan. Berada di lokasi 28 Toegye-ro 34-gil, Pildong 2(i)-ga, Jung-gu, Seoul, South Korea. Namsangol Hanok Village di Seoul yang terletak di pegunungan Namsan, dekat dengan N Seoul Tower. Tempat ini cukup unik karena bersaing dengan bangunan gedung-gedung tinggi dengan arsitektur masa kini.
Ini merupakan peta dari sebagian Asia, menunjukkan dimana negara Korea Selatan berada.


Berikut Peta Sebagian dari Korea Selatan yaitu Seoul


Namsangol Hanok Village ini berada ditengah perkotaan modern masa kini, lokasi dekat dengan pusat perbelanjaan seperti Dongdaemun Market, Myeong-dong dan lain-lain. Serta kawasan Namsangol Hanok Village berada di bawah N-Seoul Tower. 






Ini adalah kawasan Namsangol Hanok Village, yang dilingkari garis oleh garis merah.


Namsangol Hanok Village adalah sebuah desa tradisional mini terdiri dari 5 macam rumah bergaya tradisional Korea. Di tempat ini terdapat taman dan rumah tradisional, termasuk rumah milik Ratu Yoon, Permaisuri dari Sungjeonghyo. Setiap minggunya dihelat sedikitnya tiga upacara pernikahan tradisional. Namsangol Hanok Village menampilkan berbagai barang rumah tangga dan barang-barang lainnya yang diatur sama seperti pada masa periode Dinasti Joseon berlangsung. Taman tradisional di desa ini dihiasi dengan pohon-pohon asli yang tumbuh di Namsan, lembah yang dimana airnya mengalir secara alami, sebuah paviliun dan kolam. Di tempat ini, terdapat berbagai budaya tradisional Korea seperti drama, tari serta permainan rakyat.


Ini merupkan peta kawasan Namsangol Hanok Village, terdiri dari zona Hanok (Rumah Tradisional), Gugakdang, Traditional Garden, Time Capsule, Amenities.




























Didalam kawasan ini terdapat banyak taman atau landscape yang sangat tertata rapi dan indah, salah satunya sungai dengan banyak bebatuan dan vegetasi di air.























Dipinggir jalan atau sirkulasi banyak sekali pohon sakura yang bermekaran saat musim ini.




Kolam ikan lainnya juga memiliki estetika dan terhubung dengan sungai dikawasan, kolam ini ditumbuhi berbagai vegetasi dan terdapat banyak ikan air tawar.






















Salah satu landscape yang sangat menarik, karena tatanan batuan alam sehingga terlihat indah dan menarik dibawah lembah.



Vegetasi yang indah ini merupakan vegetasi yang cocok tumbuh pada tanah Korea Selatan ini, pada bagian landscape ini terdapat undakan batuan alam menyerupai tangga dibawah lembah.



Saat memasuki Namsangol Hanok Village, begitu memasuki gerbang depan terdapat pemandangan lembah yang luas. 


Ini merupakan Main Gate atau pintu utama masuk ke kawasan Namsangol Hanok Village, dengan Arsitektural yang megah banyak ornamen ciri khas dari Korea Selatan, dengan dominasi warna Hijau Tosca dan merah kecoklatan. Serta pilar-pilar yang berdiri kokoh dan besar





























Bisa dilihat detail ornamen pada gerbang ini dengan motif bunga. dan ukuran Reng dan kaso yang sangat sangat besar.






























Berikut adalah view didepan gerbang Namsangol Hanok Village dekat dengan jalan raya.





























Ini adalah view kawasan Namsangol Hanok Village, yang dikelilingi oleh lembah dan landscape yang menarik.




























Terdapat banyak sekali jalur jalan setapak untuk menikmati landscape atau taman pada kawasan ini.






























Di bagian samping terdapat rumah-rumah tradisional tersebut. Pada masa Dinasti Joseon, rumah-rumah itu milik orang-orang dari berbagai kalangan mulai raja hingga petani. Kondisi asli rumah ini sangat membantu untuk memahami bagaimana kehidupan orang pada jaman dahulu sehari-sehari pada masa itu. Kamar tidur dan kamar belajar masyarakat pada masa itu juga bisa di lihat di rumah tradisional ini.  Tidak hanya belajar tentang arsitektur rumah tradisional ini namun juga tentang orientasi arsitektur, tata letak, dan gaya penataan furniture pada masa itu. 

Ini merupakan salah satu bentuk dari Rumah Tradisional pada Namsangol Hanok Village.






























Meskipun Korea Selatan adalah negara yang sudah sangat maju, negara ini masih tetap mempertahankan peninggalan sejarahnya. Karena hidup di zaman modern bukan berarti melupakan tradisi budaya masa lalu. Namsangol Hangok Village adalah salah satu desa tradisional yang masih ada di Korea Selatan. Desa yang pertama kali dibuka tahun 1998 ini terletak di bagian utara gunung Namsan. Pada desa ini terdapat 5 rumah tradisional Korea, sebuah paviliun, taman tradisional, panggung seni pertunjukan dan time capsuleplaza.  Ada pula rumah-rumah tradisional di sekitar lembah tersebut.


Pada bagian depan dekat dengan pintu gerbang terdapat Kantor kebudayaan dan Taman untuk kawasan Namsangol Hanok Village.



Ini adalah Peta informasi untuk memandu wisatawan lokal maupun asing yang berkunjung, karena kawasan ini lumayan luas dan memiliki banyak sirkulasi.





Terdapat Paviliun untuk tempat istirahat wisatawan yang kelelahan berjalan, atau sekedar menikmati landscape disekitar kawasan ini. Dengan bentuk arsitektural yang khas dari bentuk atapnya dan pilar yang terdapat huruf kanji.




Selain itu juga terdapat Paviliun beratap jerami, sangat terlihat tradisional dan menarik, serta menampilkan view pemandangan landscape dan kolam disampingnya.




Dari sini bisa dilihat terdapat Gubuk beratap jerami untuk memajang serta membuat berbagai macam kerajinan tangan dan seni khas Korea Selatan. 




Serta disampingnya terdapat tempat duduk berundak seperti tangga untuk melihat pertunjukan yang digelar dikawasan ini.




Ini merupakan Pavilium Cheonugak yang sangat besar dari pavilium-pavilium sebelumnya, dengan arsitektur khas serta ornamen yang khas, selain itu dedepannya terdapat panggung untuk menampilkan pertunjukan dan dibelakang terdapat kolam.




Ini adalah Gugakdang tempat teater, khusus untuk pertunjukan Pertunjukan Gugak (musik tadisional Korea). Suara Gugak ini merupakan suara alami dari rumah tradisional. Pertunjukan ini meliputi pembelajaran kebudayaan tradisional dan program lainnya yang ada di Korea. Serta Gugakdang merupakan tempat untuk belajar tentang kebudayaan seperti menulis huruf kanji Korea Selatan, dan lain-lainnya. Serta terdapat cafe dan souvenir shop didalamnya. Gugakdang ini memiliki arsitektur dengan  banyak ornamen geometris dan sebagian besar bermaterial kayu.





Dan terdapat Seoul Millennium Time Capsule. Untuk merayakan ulang tahun 600 tahun pengangkatan Seoul sebagai ibu kota Korea, 600 item yang mewakili Seoul dan kehidupan warganya terkubur dalam kapsul, dijadwalkan pada 29 November 2394 kapsul tersebut akan terbuka, dimana akan menjadi perayaan ke 1000 tahun pengangkatan Seoul sebagai ibu kota negara.





























Selain itu, di Namsangol Hanok Village juga sering ada pertunjukkan games tradisional. Bahkan pengunjung yang tertarik boleh berpartisipasi untuk mencoba permainan tradisional tersebut seperti neolttwigi (jungkat-jungkit), tuhonori (panah lempar) dan yutnori (permainan papan tradisional). Ada pula upacara perkawinan tradisional Korea yang biasa diadakan saat weekend di Bak Yeong Hyo’s Residence, Namsangol Hanok Village. Dengan luas lahan berkisar 8.000 meter persegi, replika dari rumah-rumah tradisional berbagai bentuk dan ciri tersendiri, yang lengkap dengan aneka macam perabotan dan perlengkapan kehidupan sehari-hari masyarakat Korea pada masa lampau, dipajang dalam nuansa kompleks perumahan tradisional Korea Selatan.
Hanok adalah istilah untuk rumah tradisional Korea. Hanok dibuat berdasarkan prinsip dasar arsitektur Korea yang fokus pada letak rumah itu terhadap lingkungan sekitarnya. Prinsip ini dikenal dengan nama “Baesanimsu” yang artinya bahwa rumah yang ideal adalah rumah yang dibangun dengan latar belakang gunung dan sungai di depannya, serta memiliki sistem pemanas ruangan untuk menghangatkan ruangan saat musim dingin dan daechong yang luas untuk menjaga rumah tetap dingin waktu musim panas.

Lokasi Namsangol Hanok Village dulunya adalah merupakan sebuah pavilion tempat berlibur Lady Yoon, Ratu Seunjeonghyo dan dikenal dengan nama Jeonghakdong. Pavilion ini dilengkapi pula dengan taman dan sebuah sungai bersih yang senantiasa mengalir. Lima hanok (sebutan bagi rumah tradisional Korea) di tempat ini mencerminkan strata sosial dari pemiliki rumah yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, dari kelas menengah hingga kelas atas. Pengunjung dapat melihat bentuk rumah dari tokoh-tokoh penting di masa pemerintahan Joseon, seperti rumah orang tua Ratu Yun, pendamping Raja Sunjong, rumah mertua dari raja Sunjong, rumah Yeonghyo anak dari raja Cheoldong, rumah Lee Seungeop, arsitektur kerajaan dan rumah Kim Chunyeong, seorang pejabat militer.

Di antara kelima hanok yang ada, hanok yang merepresentasikan kediaman orang tua Ratu Yun merupakan hanok yang paling indah. Hanok ini berbentuk persegi panjang, dengan halaman yang berpusat di tengah rumah. Ruang utama dari hanok adalah Sarangchae yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu. Anchae merupakan istilah bagi kamar tempat nyonya rumah tinggal dan Daemunganchae yang berarti bagian dalam dari pintu gerbang utama dari rumah tersebut. Salah satu fitur khusus yang terdapat di hanok adalah sebuah pintu yang dirancang menjadi pembatas dari kamar-kamar yang ada. Pintu ini memungkinkan untuk menggabungkan kamar-kamar yang ada di rumah tersebut menjadi satu ruangan yang besar dan bisa memuat banyak orang.

Rumah Tradisional Namsangol Hanok Village
1. Carpenter Yi Seungeop’s House in Samgak-dong
Rumah ini dibangun oleh Mr. Yi Seungeop (Ahli Carpenter) salah seorang yang ikut membangun kembali Istana Gyeongbokgung pada akhir tahun 1860 an (1865-1868). Rumah ini aslinya terletak di Cheonggyecheon 36-2 Samgak-dong, Jung-gu, Seoul.

Ciri khas dari Rumah Tradisional Carpenter Yi Seungeop’s House in Samgak-dong ini adalah rumah berada diatas 2 tumpukan batu alam yang berundak dengan tinggi 80 cm dari permukaan tanah ke bangunan rumah, serta tambahan tangga untuk mencapai dalam rumah. Dan juga terdapat ralling dibagian sebelah teras dengan sedikit ornamen. Bangunan ini memiliki ketinggian 6 meter.














Selain itu Rumah ini terdapat huruf kanji vertikal pada tiap pilar. Ciri khas lainnya adalah pondasi ini sedikit menonjol pada pilar/kolom rumah ini diatas undakan batu. Rumah ini sebagian  besar bermaterial kayu diantaranya adalah pilar dari kayu gelondongan dengan finishing warna coklat tua, serta teras rumah dari kayu berwarna coklat tua. Untuk ornamen, disini ornamen berbentuk geometris yang terdapat pada jendela, pintu dan sebagian dinding dengan warna coklat muda. Pada dinding bermaterial kayu dengan finishing warna putih. pada jendela dan pintu terdapat pengunci berupa kaitan besi dengan dinding saat jendela dan pintu terbuka agar tidak mudah tertutup jika ada angin. Pada bermaterial genteng berwarna coklat tua untuk penutup atap dan kayu untuk kuda-kuda reng dan kaso dengan ukuran yang lumayan besar dengan bentuk bulat/tabung berwarna coklat tua.









2. Gim Chunyeong’s Haouse in Samcheong-dong
Rumah ini dibangun pada tahun 1890 an dan Gim Chunyeong yang merupakan Owijang pada akhir periode Dinasti Joseon tinggal disini. Rumah ini aslinya terletak di 125-1 Samcheong-dong, Jongno-gu, Seoul. Rumah ini dulunya berada di Samcheong-dong saat digunakan oleh keluarga Gim. Fitur rumah ini menampilkan urbanisasi Seoul pada saat itu - gerbang utama tidak lurus tetapi melengkung, bangunan disusun agar sesuai dengan bentuk tanah, dll.

Untuk rumah tradisional Gim Chunyeong’s Haouse in Samcheong-dong hampir sama dengan Carpenter Yi Seungeop’s House in Samgak-dong. Sedikit ada perbedaan, ciri khas nya adalah batu berundak dibawah bangunan terdiri 1 undakan saja, tidak setinggi Carpenter Yi Seungeop’s House in Samgak-dong, dan ornamen tidak terlalu banyak bangunan ini memiliki ketinggian sekitar 5 meter. Pilar terdapat huruf kanji vertikal dengan pondasi sedikit menonjol, namun tonjolan pondasi ini sedikit tinggi dan menyesuaikan ketinggian dengan lantai dan pintu masuk. Pintu ini memiliki ketinggian yang agak rendah, kurang dari 2 meter. Untuk bentuk pilar dan atap juga sama dengan Carpenter Yi Seungeop’s House.


3. Min Family’s House in Gwanhun-dong
Rumah ini merupakan rumah asli milik Min Yeonghwi (1852-1935). Rumah ini aslinya terletak
 di 30-1, Gwanhun-dong, Jongno-gu, Seoul. Rumah ini terdiri dari beberapa bangunan. 
Kamar-kamar yang luas dan dapur besar dari struktur ini menunjukkan bahwa ini milik 
individu kelas atas - bukan hanya rumah rakyat biasa. Sebelumnya ditemukan di Gwanhun-dong,
 rumah ini berada di heydays-nya selama tahun 1852 - 1935. 
 
Pada rumah tradisional ini memiliki ciri khas diantaranya adalah terdapat batu bata pada salah satu bagian bangunan, bangunan ini memiliki ketinggian 6 meter. Bangunan ini menyatu dengan pagar rumah. Untuk bentuk atap, jendela, pintu, pilar dan dinding sama dengan bentuk rumah tradisional sebelumnya 























Ciri khas yang menonjol adalah terdapat batu bata pada bawah teras yang sejajar dengan tonjolan pondasi pada kolom dan diatas undakan batu. Untuk bentuk ornamen hampir sama dengan rumah adat sebelumnya.























4. Yun Taekyeong’s Jaesil in Jegi-dong
Rumah ini dianggap telah  dibangun oleh Mertua Kaisar Sunjong, Haepung Buwongun Yun
 Taekyeong, ketika putrinya Permaisuri Sunjeong (1874-1926) menjadi putri mahkota pada 
tahun 1906 dan menempati tempat tersebut selama beberapa tahun. Tempat aslinya terletak 
di 224, Jegi-dong, Dongdaemun-gu, dan dipindahkan ke lokasi ini pada tahun 1998 ketika 
Namsangil Hanok Village ini dibangun. Ini adalah salah satu rumah yang lebih menonjol 
di sini karena dibangun oleh ayah mertua Kaisar Sunjong. 

Pada rumah tradisional ini hampir sama dengan rumah Gim Chunyeong’s Haouse in 
Samcheong-dong dan Carpenter Yi Seungeop’s House in Samgak-dong membentuk sebuah
kombinasi. Rumah ini memiliki ketinggian mencapai 8 meter. Terdapat bagian undakan batu 
yang tidak terlalu tinggi, namun pijakan kaki menuju teras agak tinggi sekitar 30 cm. Terdapat
ornamen pada bangian bawah jendela. 











Pada bagian tertentu terdapat undakan yang lumayan tinggi serta pijakan ke teras lumayan tinggi dengan ralling berornamen. Untuk bagian dapur undakan batu agak rendah. Untuk bentuk atap, jendela, pintu, pilar dan dinding sama dengan bentuk rumah tradisional sebelumnya.












5. Yun Family’s House in Ogin-dong
Rumah ini adalah replika dari rumah yang terletak di 47-133 Ogin-dong, yang dipercaya telah dibangun pada tahun 1910. Rumah ini milik Yun Deokyeong, paman dari Permaisuri Sunjeongyo (1894-1966), istri dari Kaisar Sunjong.  Sebenarnya rumah aslinya sudah diusahakan untuk dipindahkan ke kawasan Namsangol Hanok Village, akan tetapi rumah tersebut sudah terlalu tua dan beriko hancur jika dipindahkan. Replika rumah ini dibangun dibwah pengawasan yang ketat untuk memasitkan bahwa hasilnya sama seperti bentuk aslinya.
Ciri khas rumah tradisional ini adalah banyaknya ornamen dibandingkan rumah sebelumnya. Sebagian besar ornamen terdapat pada jendela, pintu dan bagian dinding. Rumah ini memiliki ketinggian 6 meter.























Bentuk atap dan pilar hampir sama dengan rumah penjelasan sebelumnya. Terdapat ralling 
pada teras yang berornamen, memiliki undakan batu yang tinggi dibawah, namun pondasi dibawag pilar berbentuk tabung bukan trapesium seperti rumah lainnya.























Berikut penjelasan penjabaran dari beberapa bagian interior dan eksterior pada rumah tradisional ini. Untuk interior dan eksterior hampir memiliki kesamaan antara rumah satu dengan lainnya. Namun yang berbeda disini adalah bentuk dari layout rumah.

Ini adalah bagian dapur terdapat dalam interior ini masih tertata rapi dengan perabotan tradisionalnya.



Dan selanjutnya terdapat gerabah-gerabah disusun rapi yang berukuran besar tepat pada luar rumah, untuk menyimpan hasil pertanian pada jaman dahulu.





Interior selanjutnya yaitu ruang keluagra, lengkap dengan furniture pada jaman dahulu. Untuk ruang keluarga ini tempat duduk menggunakan semacam tikar seperti bantal untuk kenyamanan saat berkumpul








Dan ruang santai, ruang ini juga bisa untuk berkumpul dengan keluarga dan aktivitas lainnya. Furniture berbentuk kursi yang sangat lebar untuk duduk lesehan.



Ini adalah ruang untuk makan dengan furniture jaman dahulu masih tertata rapi.




Selanjutnya pada bagian luar bangunan yaitu gerbang memiliki ciri khas berupa bentuk batuan alam yang dibeton pada pagar ini agar kuat dan terlihat kokoh dengan tambahan genting diatasnya. Bisa dilihat sirkulasinya sangat tertata antar rumah.





Untuk sekitaran rumah ini tanahnya berwarna putih berbentuk pasir.






Ini adalah pintu gerbang untuk masuk ke kawasan rumah, terlihat kokoh dengan atap tradisional dan pintu yang besar dari kayu.




Berikut salah satu bentuk dapur lainnya lengkap dengan perabotan pada masa itu. 




Ini adalah bagian belakang rumah akses dari dapur, untuk menyimpan bahan makanan dan benda lainnya.



Selanjutnya kamar tidur, lengkap dengan kasur, meja, lemari dan furniture lainnya untuk kebutuhan penghuni pada masa itu.





Disamping gerabah terdapat jerami berbentuk kerucut. Ini juga untuk menyimpan bahan pangan dari hasil panen.




Dan bisa dilihat tampak atas rumah tradisional dikawasan Namsangol Hanok Village ini.



Terdapat ruang perpustakaan juga, terususun buku secara rapi pada rak, serta meja untuk menulis pada jaman dahulu. 






Selanjutnya terdapat ruang untuk beribadah dan bermain musik. Lengkap dengan alat musik pada masa itu.




Pada bagian teras biasanya digunakan juga untuk membuat kerajinan tangan, atau merajut.





Ini saya saat pengamatan kawasan  Namsangol Hanok Village, hehehhhe :) dibelakang terlihat N-Soul Tower yang sangat tinggi.




Dan keseruan saya memberi makan burung bersama team setelah melakukan pengamatan. Waww seru sekali, banyak burung yang lucu.