- Bangunan Hemat Energi
Yang dimaksud bangunan
hemat energi adalah meminimalisir penggunaan energi yaitu berupa listrik maupun
minyak., penggunaannya sangat efisien. Karena keterbatasan sumber daya alam
yang sulit diperbarui maka muncullah konsep bangunan hemat energi. Banyak
sekali bangunan yang boros energi karena penggunaan sistem pencahayaan dan
penghawaan, sehingga masyarakat tidak menyadari maka harga listrik pun
melambung. Bangunan hemat energi berperan penting untuk potensi lingkungan
disekitar.
- Manfaat Bangunan Hemat Energi bagi Lingkungan
Manfaat yang dirasakan dari
bangunan hemat energi adalah pengurangan biaya, meningkatkan nilai lingkungan,
kenyamanan maupun keamanan bagi pemilik, serta menurunkan konsumsi energi.
Karena bangunan hemat energi tidak terlalu banyak menggunakan energi dibumi dan
tidak mencemarkan lingkungan di air, udara, dan tanah. Bangunan hemat energi
bisa mengurangi tingkat globalisasi yang disebabkan oleh pemanasan global
seperti atmosfer yang bolong, naiknya permukaan air laut karena panasnya
permukaan bumi naik dan energi-energi dibumi seperti minyak bumi, pohon dan
juga air sudah mengalami pengurangan akhir-akhir ini.
- Penggunaan Bangunan Hemat Energi
Kegiatan-kegiatan
penggunaan energi di dalam bangunan seperti didalam rumah adalah menyetrika,
mencuci menggunakan mesin dll. Kegiatan tersebut pastinya menggunakan energi
listrik, semakin besar kegiatan penggunaan energi listrik maka semakin besar juga
biaya penggunaan listriknya, apalagi jika bangunan industri kegiatan dan penggunaan
listrik semakin besar. Selain kegiatan tersebut yang menggunakan energi
listrik, terdapat 2 kegiatan penggunaan energi yang sangat penting digunakan
untuk kenyamanan didalam bangunan, diantaranya adalah pencahayaan dan
penghawaan, kegiatan tersebut sebagian besar menggunakan energi dalam jumlah
yang besar. Penggunaan sistim penghawaan dan pencahayaan buatan merupakan
pemborosan energi yang besar didalam bangunan, pemborosan tersebut bisa
diminimalisir dengan cara menggunakan sistim alami, seperti solusi pemnafaatan
energi matahari yang termasuk energi yang dapat diperbaharui.
- Konsep Bangunan Hemat Energi yang Arsitektural
Untuk membuat konsep
bangunan hemat energi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penggunaan
energi didalam bangunan tersebut dapat dikurangi seperti kegiatan penghawaan
berupa pendinginan dan pencahayaan, karena kegiatan tersebut mengabiskan
sekitar 60% energi. Caranya, yang pertama adalah mengurangi proses pemanasan
masuk kedalam bangunan dan memaksimalkan proses pemanasan yang keluar dari
dalam bangunan. Yang kedua adalah mengatur proses pemasukan cahaya alami
(matahari) dan meminimalisir panas yang masuk kedalam. Paling tidak mengatur
panas yang masuk dan keluar pada bangunan seimbang.
Pemanasan terjadi dua
proses, yaitu pemanasan internal dan pemanasan eksternal. Secara internal bisa
diupayakan dengan pengaturan penggunaan alat-alat rumah tangga bersifat
elektrikal seperi mesin cuci, setrika. Secara eksternal pemanasan sulit
diperkirakan, karena tergantung seberapa pemanas cahaya matahari yang masuk ke
bangunan dan elemen material bangunan yang bisa mereduksi panas cahaya
matahari. Panas matahari masuk ke bangunan melalui material bangunan pertama
atap, lantai dan dinding melalui proses konduksi, masuk melalui udara dengan
proses konveksi dan melalui gelombang elektromagnetik dengan cara radiasi.
Dalam konsep bangunan hemat
energi mau gak mau dalam proses pemasukan dan pengeluaran panas dan pemasukan
cahaya harus diselesaikan sesuai dengan cara alami, kenyamanan thermal dan
visual diselesaikan menggunakan elemen-elemen bangunan itu sendiri dan alat
yang dapat dimanfaatkan dari energi yang dapat diperbaharui. Dengan konsep ini
bisa meminimalisir penggunaan energi yang sulit diperbaraharui.
Konsep bangunan hemat
energi secara asritektural adalah dengan cara proses pemasukan panas bangunan
terutama sisi pemanasan eksternal bisa direduksi melalui strategi arahhadap
bangunan, yaitu menempatkan dinding yang
lebar, jendela dan alat ventilasi di sisi-sisi yang tidak berhadapan langsung
dengan sinar matahari, penempatan tanaman atau pohon yang rindang untuk memberi
rasa teduh di lingkungan bangunan terutama sisi Timur dan Barat, alat-alat
pembayangan dalam bangunan untuk menurunkan temperatur permukaan bangunan,
pengaturan sistim tata ruang untuk cahaya dan aliran udara menjangkau dengan
mudah ke sudut-sudut ruangan.
Cara lain secara
arsitektural adalah dengan cara mengaplikasikan menurunkan pengaruh panas
eksternal seperti pemilihan material bangunan yang bisa meredam panas yang
masuk ke dalam bangunan, warna bangunan yang tidak menyerap panas misal warna
putih atau warna terang, tekstur panas bisa merefleksi panas, dll. Aliran udara
yang baik di dalam bangunan dengan melalui ventilasi silang untuk mengurangi
ketergantungan sistim penghawaan buatan.
Pada pencahayaan perlu
diperhatikan aspek sumber pencahayaan alami matahari diantaranya adalah aspej
cahaya dan panas. Kita bisa memanfaatkan pencahayaan hemat energi pada siang
hari dengan menghindari cahaya buatan (lampu), namun disisi lain bisa menekan
panas yang masuk ke bangunan. Cara yang dilakukan adalah mengolah tata ruang,
yaitu menghindaro ruang di dalam ruang atau ruang bertumpuk. Apabila itu
terjadi solusinya adalah meninggikan bagian atap yang bisa menempatkan bukaan
atas, sehingga cahaya dan aliran udara bisa diakses ke ruangan tersebut. Cara
kedua adalah mengorientasikan bangunan melalui alat-alat bukaan seperti jendela
dan ventilasi pada sisi bangunan yang tidak terkena paparan matahari secara
langsung dan merespon ke arah angin datang biasanya disisi Utara dan Selatan.
Ketiga adalah melengkapi bangunan dengan alat-alat pembayangan baik vertikal
maupun horisontal. Yang keempat adalah menjaga ketinggian dinding dan atap yang
memungkinkan cahaya dan angin masuk ke
bangunandan dapat mengurangin panas yang masuk. Kelima adalah menerapkan
pencahayaan dari atas, untuk daerah bangunan yang terlalu luas.
- Contoh Bangunan Hemat Energi
Diatas adalah contoh rumah yang hemat energi. Sisi positif dari bangunan ini adalah
pada pengahwaan yaitu mendapatkan sirkulasi udara yang baik untuk mendapatkan
kualitas udara, dan pencahayaan alami dari pintu, lubang atap dan jendela
berupa bukaan pada siang hari sehingga tidak perlu cahaya buatan. Sehingga bisa
mengehemat energi terutama pada siang hari di sistim pencahayaan.
Sisi negatifnya adalah
pencahayaan sinar matahari sulit dipantau tergantung oleh cuaca sehingga tidak
selalu terang pada siang hari, dan pemilik harus mengurangi bangunan bersekat
agar bangunan berfungsi dalam peran hemat energi pada sistim pencahayaan dan
penghawaan. Dan sulitnya menentukan penyesuaikan bukaan pada bangunan dan
penempatan tanaman pada lingkungan bangunan untuk memaksimalkan kebutuhan
cahaya alami dan penghawaan alami.
Sisi positif dari bangunan
ini adalah keunikan bangunan berupa kaca-kaca yang memperlihatkan bentuk
berlian, dan mudah mendapatkan penchayaan matahari secara maksimal, dan
penggunaan alat yang maksimal untuk menyerap energi yang dapat diperbaharui
Sisi negatifnya adalah
sistim penghawaan alami yang kurang maksimal, sulitnya menentukan alat-alat untuk
menyerap energi dan membutuhkan ide serta kreativitas yang tinggi.
Kesimpulannya adalah
Bangunan hemat energi dibutuhkan untuk mengurangi penggunaan energi yang sulit
diperbaharui, dan memaksimalkan penggunaan energi yang mudah diperbaharui
seperti sistim pencahayaan dan penghawaan. Bangunan hemat energi mengurangi
dampak buruk bagi lingkungan sekitarnya, untuk membuat bangunan hemat energi
perlu memperhatikan dan pertimbangan sisi lain untuk mengatur kenyamanan dan
keamanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar