Sabtu, 06 April 2019

Konservasi Arsitektur




Kawasan Istana Bogor



PENDAHULUAN
1)    Sejarah



Istana Bogor berada di kota Bogor yang pada era kolonial bernama Buitenzorg atau Sans Souci yang berarti "tanpa kekhawatiran". Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.
Pada tahun 1744 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff terkesima akan kedamaian sebuah kampung kecil di Bogor (Kampung Baru), sebuah wilayah bekas Kerajaan Pajajaran yang terletak di hulu Batavia. Van Imhoff mempunyai rencana membangun wilayah tersebut sebagai daerah pertanian dan tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal.
Istana Bogor dibangun pada bulan Agustus 1744 dan berbentuk tingkat tiga, pada awalnya merupakan sebuah rumah peristirahatan, ia sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya dari tahun 1745-1750, mencontoh arsitektur Blehheim Palace, kediaman Duke Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Berangsur angsur, seiring dengan waktu perubahan-perubahan kepada bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles), bentuk bangunan Istana Bogor telah mengalami berbagai perubahan. sehingga yang tadinya merupakan rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halamannya mencapai 28,4 hektare dan luas bangunan 14.892 m².
Namun, musibah datang pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi mengguncang akibat meletusnya Gunung Salak sehingga istana tersebut rusak berat. Pada tahun 1850, Istana Bogor dibangun kembali, tetapi tidak bertingkat lagi karena disesuaikan dengan situasi daerah yang sering gempa itu. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Jacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirobohkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa abad ke-19. Pada tahun 1870, Istana Buitenzorg dijadikan tempat kediaman resmi dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg itu adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang. Pada tahun 1950, setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia, dan resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia.
Pada tahun 1968 Istana Bogor resmi dibuka untuk kunjungan umum atas restu dari Presiden Soeharto. Arus pengunjung dari luar dan dalam negeri setahunnya mencapai sekitar 10 ribu orang. Pada 15 November 1994, Istana Bogor menjadi tempat pertemuan tahunan menteri ekonomi APEC (Asia-Pasific Economy Cooperation), dan di sana diterbitkanlah Deklarasi Bogor. Deklarasi ini merupakan komitmen 18 negara anggota APEC untuk mengadakan perdangangan bebas dan investasi sebelum tahun 2020. Pada 16 Agustus 2002, pada masa pemerintahan Presiden Megawati, diadakan acara "Semarak Kemerdekaan" untuk memperingati HUT RI yang ke-57, dan dimeriahkan dengan tampilnya Twilite Orchestra dengan konduktor Addie MS Pada 9 Juli 2005 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melangsungkan pernikahan anaknya, Agus Yudhoyono dengan Anisa Pohan di Istana Bogor.zeron Pada 20 November 2006 Presiden Amerika Serikat George W. Bush melangsungkan kunjungan kenegaraan ke Istana Bogor dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kunjungan singkat ini berlangsung selama enam jam.

2)    Telaah Pustaka



Istana adalah sebuah bangunan besar atau mewah yang biasanya didiami oleh keluarga kerajaan, keluarga kepala negara atau petinggi lainnya. Kata istana kadang-kadang juga dipakai untuk merujuk kepada gedung besar yang merupakan pusat suatu lembaga. Di Jawa dan sekitarnya tempat tinggal raja disebut pula keratonpura atau puri.

Istana Bogor merupakan salah satu dari Istana Presiden RI yang mempunyai keunikan dari aspek historis kebudayaan, dan fauna. Istana ini pada masa pendudukan Belanda bernama Buitenzorg, yang artinya "tanpa kekhawatiran". Istana Bogor dibangun pada Agustus 1744 sebagai tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Gustaaf Wilem Baron van Imhoff. Berangsur angsur, perubahan bangunan awal dilakukan selama masa Gubernur Jenderal Belanda maupun Inggris (Herman Willem Daendels dan Sir Stamford Raffles). Yang tadinya rumah peristirahatan berubah menjadi bangunan istana paladian dengan luas halaman 28,4 hektar dan bangunan 14.892 meter persegi. Pada 1834, Bogor diguncang gempa yang berasal dari Gunung Salak dan menyebabkannya rusak berat. Kemudian, Istana Bogor dibangun kembali pada 1850 dan dijadikan kediaman resmi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1870. Setelah masa kemerdekaan, pada tahun 1950 Istana Bogor resmi menjadi salah satu Istana Presiden Indonesia, dan pada 1968 atas restu Mantan presiden Soeharto Istana Bogor dibuka untuk umum. Setiap tahunnya, pengunjung istana Bogor mencapai 10.000 orang. Istana Bogor yang bersebelahan dengan Kebun Raya Bogor ini juga memiliki keunikan lain yaitu rusa-rusa yang berkeliaran bebas di tamannya. Rusa ini didatangkan langsung dari Nepal dan terjaga hingga sekarang.

Area Istana Bogor memiliki susunan pohon yang lebih jarang, tidak seperti Kebun Raya yang terdiri dari pohon-pohon besar hutan hujan tropis yang padat. Beberapa titik terbuka dengan pohon-pohon peneduh tersedia untuk menikmati pemandangan indah di kompleks istana. Bagian muka bangunan istana menghadap utara. Sayap-sayapnya terletak di sumbu timur dan barat. Sumbu utara dan selatan berasal dari pusat gedung utama, melewati halaman rumput yang berbentuk melingkar dan danau. Sejak tahun 1870 hingga 1942, Istana Bogor merupakan tempat kediaman resmi dari 38 Gubernur Jenderal Belanda dan satu orang Gubernur Jenderal Inggris.

Tahun 1950 dibangun paviliun di bagian barat untuk rumah tinggal Presiden Soekarno dan istrinya. Tahun 1965, presidential guesthouse dibangun di bagian timur laut oleh Sudarsono, arsitek pribadi Presiden.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar