Sabtu, 11 Juni 2016

Hak Mendapatkan dan Memberikan Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. Adil berarti memberikan kepada setiap orang apa pun yang menjadi haknya, baik itu hak asasi (hak hidup, hak untuk bekerja, hak milik, hak mengeluarkan pendapat maupun hak yang didasarkan pada tindakan bebas manusia. 

Untuk menegakkan keadilan bisa dengan cara berani karena benar untuk menentukan benar tidaknya suatu perbuatan harus ada tolok ukur atau ukuran tentang kebenaran. Ketiadaan tolok ukur atau ukuran tentang kebenaran akan mengakibatkan kesimpangsiuran yang pada akhirnya akan melahirkan ketidakadilan dan ketidaktentraman.

Semua orang berhak mendapatkan keadilan dan melakukan keadilan asalkan menempati proporsi yang sesuai dan benar. Untuk mendapatkan hak keadilan dilihat dulu seberapa kebenaran dan kesalahan seseorang terhadap suatu masalah yang menjadi tolok ukur, tidak memandang siapa dia ataupun kedekatan dia sehingga merubah proporsi keadilan yang seharusnya, yang paling diperhitungkan adalah salah dan benarnya dari tindakan maupun perilaku untuk mendapatkan keadilan. Dan untuk memberikan keadilan kita harus tau seberapa proporsi orang yang akan kita beri keadilan dengan mengetahuin tolok ukur kebeneran dan kesalahan, tidak memandang kedekatan maupun status.

Ketidakadilan memang membuat ricuh dan permasalahan diantara pihak karena ketidakterimaan yang didapatkan. Namun setiap manusia berhak mendapatkan keadilan dan melakukan keadilan asalkan proporsi dan tolok ukur yang sesuai. Kita sebagai manusia sebaiknya menghargai orang lain, melakukan tindakan yang adil, melakukan berpendapat dengan baik jika sekiranya kurang pas buat diri kita. Yang terpentingkan adalah jika ingin mendapatkan keadilan dari orang lain adalah sebaiknya kita adil/memberi keadilan kepada orang lain, karena tindakan manusia pasti ada pembalasannya. Jadi sebaik mungkin kita sebagai manusia adil dalam berbagai hal.

Khalifah yang Baik Memiliki Tanggung Jawab

Rasa Tanggung Jawab adalah suatu pengertian dasar untuk memahami manusia sebagai makhluk susila, dan tinggi rendahnya akhlak yang dimilikinya. Terkait rasa tanggung jawab, sebaiknya manusia melandasi anggapannya dengan mengakui kenyataan bahwa mansuia dalam hubungan yang sempit dan luas memerlukan satu sama lain untuk mewujudkan nilai-nilai kehidupan yang dirasanya baik dan menunjang eksistensi dirinya. (Wikipedia). 

Antara anugrah Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia menjadi khalifah atau wakilnya dibumi. Dengan dipilihnya manusia menjadi khalifah, ia mempunyai kewajiban yang harus ditegakan diantaranya kewajiban menegakan kebenaran, kebaikan, mewujudkan perdamaian, menghapus kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah. Kewajiban-kewajiban tersebut akan dimintai tanggung jawabnya kelak oleh Allah.

Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaan-Nya telah menciptakan makhluk-makhluk yang ditempatkan di alam penciptaan-Nya. Sebagai khalifah tanggung jawab manusia adalah sangat luas didalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya.

Di zaman serba modern ini tanggung jawab manusia khususnya sebagai khalifah hampir semua orang meninggalkannya. Manusia melupakan tugas dan tanggung jawab dari aslinya dengan membengkokon kearah-arah yang negatif. Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaan-Nya telah menciptakan makhluk-makhluk yang ditempatkan di alam penciptaan-Nya. Sebagai khalifah tanggung jawab manusia adalah sangat luas didalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya. Di zaman serba modern ini tanggung jawab manusia khususnya sebagai khalifah hampir semua orang meninggalkannya. Manusia melupakan tugas dan tanggung jawab dari aslinya dengan membengkokon kearah-arah yang negatif.

Sebagai mahluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan mahluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugerah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang ada dalam diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi.

Yang Menyebabkan Kegelisahan

Kegelisahan adalah keadaan psikologis dan fisiologis dicirikan oleh komponen somatik, emosional, kognitif, dan perilaku (Wikipedia). Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tenteram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang, tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan,mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.

Biasanya yang menyebabkan diri menjadi gelisah dikarenakan  rasa panik, panik adalah sebuah perasaan dari ketakutan dan kecemasan, panik merupakan ketakutan dan kecemasan yang terjadi secara mendadak dari sebuah peristiwa yang terjadi. Rasa panik dapat menyebabkan seseorang menjadi gelisah dan pikiran tidak tenang. Kemudian dikarenakan  persiapan yang tidak matang .Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan, harus dengan persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu  tetapi  belum ada persiapan yang matang, maka dapat terjadi kegelisahan. Contoh nya seperti dalam menghadapi ujian, tetapi  belum ada persiapan yang matang dalam menjalani ujian tersebut, maka kemungkinan perasaan gelisah akan timbul. 

Kelemahan jiwa dalam diri seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.

Seseorang merasakan kegelisahan biasanya karena merasa tidak bisa melakukan sesuatu yang akan dikerjakannya pada masa depan. Rasa gelisah timbul ketika pikiran kita sudah dimasuki rasa negatif yg begitu tinggi akan sesuatu,sehingga rasa percaya diri akan hilang.Intinya,gelisah itu timbul karena kita merasa takut tidak bisa mengerjakan kewajiban kita sehingga takut pula untuk kehilangan haknya.

Harapan untuk Masa Depan

Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. (Wikipedia)

Setiap orang tentu memiliki impian dan harapan yang indah mengenai masa depan mereka. Diperlukan motivasi dan semangat yang tinggi serta kerja keras untuk mewujudkan masa depan yang indah dan sekarang adalah waktu yang paling tepat untuk mulai mewujudkan masa depan yang indah. Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan mimpi-mimpi mereka. Cara paling efektif mencapai masa depan yang cerah adalah dengan Menghadapi masa kini secara berani dan konstruktif. Masa depan kita tergantung pada banyak hal, tapi kebanyakan tergantung kepada kita.

Masa depan berawal dari harapan kita bagaimana, untuk waktu yang akan datang. Tiap manusia pasti ingin mendapatkan masa depan yang baik dan sesuai harapan kita yang sekarang. Untuk mencapai harapan yang nyata untuk masa depan adalah berusaha dan memulainya dengan baik, bukan sekedar menunggu, karena harapan dimasa depan tergantung dari tindakan manusia. Harapan bisa diraih dengan cara memotivasi diri sendiri, dan melupakan masa lalu dan memperbaikinya dengan berusaha dan berjalan untuk masa yang akan datang. 

Tercapainya harapan masa depan yang baik secara nyata bisa dikatakan sukses. Semua impian kita akan menjadi kenyataan jika kita berani mengejarnya. Setiap orang membutuhkan kesulitan sebagai bagian untuk menikmati indahnya sukses. Orang yang sukses dan orang yang tidak sukses sebenarnya tidak terlalu berbeda dalam hal kemampuan. Kita hanya memiliki perbedaan dalam hal keinginan dan harapan.


Dalam benak manusia pasti terdapat harapan yang bertujuan untuk menginginkan masa depan yang baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. 

Keindahan Kebun Amaryllis Dirusak oleh Manusia

Keindahan merupaka sifat-sifat yang indah, keelokan. Indah itu memang cantik dan menarik, wajar saja jika manusia menyukainya. Karena keindahan itu sifatnya relatif. Namun bagaimanakah jika keindahan bisa rusak begitu saja karena ulah manusia, tentu saja akan terlihat menjadi memprihatinkan dan menjadi buruk jika keindahan itu dirusak, seperti yang terjadi di Gunung Kidul Yogyakarta.


Terdapat taman bunga milik salah satu warga yaitu Sukadi warga Patuk, Gunung Kidul yang menanami bunga Amaryllis di halaman rumahnya seluas 2.350 meter persegi. Saat itu memang keadaan bunga Amaryllis  sedang bermekaran dan menjadi tempat yang indah dan menarik seluas 2.350 meter persegi, yang kemudian ada orang yang tertarik mengunjunginya sekedar mengabadikan momen kemudian menyebar luas di media sosial sehingga ribuan pengunjung yang mendatangi taman bunga ini karena ketertarikan keindahan dari bunga Amaryllis ini, awalnya pemilik taman ini bangga karena banyak yang menyukai keindahan Amaryllis yang ditanamnya di halam rumahnya. Namun yang terjadi adalah ketidak tanggung jawab dari banyak pengunjung yang merusak bunga ini entah disengaja atau tidak dengan cara memetik, menginjak bahkan menduduki untuk mendapatkan view yang bagus dan indah saat mengambil gambar/berfoto ditengah-tengah taman ini yang biasanya hanya untuk mengabadikannya atau diunggah ke media sosial untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari masayarakat karena keindahan dari bunga Amaryllis. Namun apakah yang terjadi jika itu terlihat merusakinya dan kerusakan keindahan bunga Amaryllis itu menyebar, tentu saja tanggapan masyarakat lain geram melihat manusia yang merusak Amaryllis untuk kepentingan berfoto.

Dalam permasalahan tersebut bisa dikatakan jika indah itu menarik, cantik, menggoda wajar saja jika manusia menyukainya dan menghampirinya yang kemudian mengundang banyak orang untuk mendatanginya. Dan pemilik keindahan bunga Amaryllis tersebut bahagia dan senang karena banyak orang dan datang dan mengagumi keindahan halaman rumahnya oleh Amaryllis, karena pemilik melakukan usaha dan merawat Amaryllis untuk mendapatkan keindahan di halaman rumahnya. Sedangkan penikmat keindahan yang tidak bertanggung jawab adalah merusak keindahan tersebut hanya karena nafsu mendapatkan view dari kenidahan Amaryllis tersebut. Memang keindahan itu butuh perawatan dari manusia untuk mempertahankan keindahannya, bukan menjamahnya kemudian dirusak begitu saja. Yang indah kemudian rusak akan berkebalikan dengan aslinya yaitu memperburuknya, sedangkan yang buruk dirubah menjadi yang lebih baik kemudian merawatnya akan membuat keindahan secara perlahan. Jadi keindahan bisa rusak karena ulah manusia, dan keindahan bisa menjadi lebih indah dan lestari jika manusia ingin mempertahankan dan sayang terhadap keindahan,

Kuat dan Bangkit dari Penderitaan

Penderitaan adalah keadaan menyedihkan yang ditanggung. Penderitaan bersifat menyengsarakan, menyedihkan, menyakitkan. Setiap manusia pasti pernah menderita, namun penderitaan yang dialami beda-beda karena penderitaan berupa masalah pada manusia dan tiap masalah itu beda-beda.

Penyebab penderitaan bermacam-macam, dapat berupa kegagalan, duka cita, musibah, sakit, diperlakukan secara tidak adil oleh sesama manusia. Penderitaan seperti musibah, sakit, kegagalan merupakan penderitaan yang diberikan oleh Allah yang pasti memiliki tujuan dan mempersiapkan kebaikan untuk kita setelah kita mampu melewatinya dengan usaha, tujuan yang Allah berikan adalah menguji kekuatan kita dalam menghadapi masalah, karena tidak semuanya manusia harus hidup senang-senang.

Dampak yang dirasakan manusia dalam menghadapi masalah penderitaan berbeda-beda. Jika ia bersikap positif maka ia akan bersikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya

Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.

Tiap penderitaan pasti beda-beda cara menghadapinya, tergantung kita dalam menyikapinya. Dan kita sebaiknya kuat dalam menghadapi berbagai masalah dan bangkit dari penderitaan, jangan bersedih dari keterpurukan, selalu berusaha, selalu berbuat baik pada sesama, sabar, lebih dekat pada Allah. Jangan menyerah begitu saja pada masalah, karena itu bisa jadi memperparah keadaan. Masalah penderitaan bisa hilang bila kita mau bangkit dan terus berjuang menghadapinya. Karena orang yang kuat adalah orang yang mau dan mampu menghadapi masalah serta penderitaannya. Dan bangkit dari penderitaan dengan cara selalu berusaha, berjuang, lebih dekat pada Allah, sabar adalah sikap manusia yang positif dalam menghadapi berbagai masalah penderitaan untuk mencapai kebahagiaan.

Mencintai dan Menyayangi Apa yang Dirasakan?

Mencintai merupakan menaruh kasih sayang terhadap sesuatu yangdisukainya. Dan menyayangi adalah mencintai dan mengasihi. Mencintai dan menyayangi memiliki kesamaan keterkaitan. Dalam mencintai dan menyayangi memiliki perasaan yang berbeda-beda tergantung apa yang kita dapatkan dan kepuasan batin dalam diri manusia.

Mencintai Allah yang pertama merupakan kesadaran diri kita, yang mencipktakan kita dan seluruhnya yang ada di dunia ini. Mencintai Allah karena karena rasa bersyukur yang telah diberikan. Karena kita dikala memohon, meminta pengampunan hanyalah kepada Allah yang Maha Besar. Jika kitaselalu bersyukur dan selalu mengingat Allah disitulah kita merasakan kebahagian dan rasa cinta kepada Allah, serta menjalankan perintah dan menjauhi larangannya.

Mencintai  Rasulullah SAW  juga kesadaran diri kita mengingat beliau  adalah orang yang paling baik dan paling berjasa kepada kita, bahkan hingga dari orang tua kita sendiri. Beliaulah yang mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya, yang menyampaikan agama dan kebaikan kepada kita, yang memperingatkan kita dari kemungkaran. Merenung perjalanan Nabi dalam menegakkan agama. Kita menjalani hidup yang baik dan mengikuti contoh perilaku Nabi dalam kehidupan merupakan wujud kita mencintai Nabi, dan disitulah kebaikan yang kita rasakan dan kedamaian.

Menyayangi Kedua Orang Tua. Seorang Ibu yang mengandung kita selama 9 bulan, menyusui mengurus kita dari bayi hingga dewasa dengan Ikhlas mengingat perjuangannya. Dan seorang ayah banting tulang mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga. Kitasebagai anak yang baik  menyayangi kedua orang tua karena mengingat dan berpikir perjuangan kita mendidik dari kecil dengan baik dan kasih sayang mereka yang ikhlas. Yang kita rasakan adalah bahagia, dan berusaha untuk membalas budi mereka dengan cara membahagiakan kedua orang tua. Namun jika kedua orang tua tidak peduli atau tidak menyayangi kita, yang dirasakan adalah tekanan batin dan kesedihan karena tidak mendapatkan kasih sayang orang tua bagaimana semestinya.


Menyayangi diri sendiri merupakan menghargai diri sendiri sebagaimana semestinya untuk memberikan rasa optimis tidak memperburuk diri, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang buruk serta menjaga diri terhadap kesehatan, mengatur mental dan batin , sikap dengan baik.


Mencintai dan menyayangi orang lain. Menyayangi orang lain seperti sahabat dan saudara sendiri dikarenakan nyaman dan bahagia bersama mereka, namun jika kita disakiti bisa jadi menimbulkan permusuhan dan rasa benci bahkan dendam diantaranya. Namun hal tersebut diusahakan menjalin komunikasi dengan baik-baik agar rasa sayang terhadap sahabat dan saudara terus bertahan tidak menimbulkan permusuhan. Mencintai lawan jenis bisa jadi karena hanya sekedar kekaguman yang memiliki rasa untuk dekat dan menyayangi, namun jika rasa itu tak terbalaskan menimbulkan rasa sakit dan benci, sehingga rasa cinta itu akan pudar.


Demikian yang dirasakan jika menyayangi dan mencintai terhadap  apapun, mencintai dan menyayangi tidaklah selalu bahagia dan merasakan senang, mencintai dan menyayangi ada rasa sedih juga tergantung apa yang kita dapatkan dan rasa batin kita.

Perbedaan Cita-Cita karena Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah konsep yang dimiliki seseorang atau golongan dalam masyarakat yang bermaksud menanggapi dan menerangkan segala masalah di dunia ini. Dalam pandangan hidup pada tiap manusia pasti memiliki pola pikir yang berbeda. Karena kita sebagai manusia, hidup dalam kondisi yang berbeda-beda sehingga menimbulkan perbedaan pola pikir kita untuk menanggapi yang namanya pandangan hidup. Perbedaan pemikiran ini tergantung pada keyakinan, sikap dan ide kita dalam menanggapi kehidupan yang ada.

Misalkan perbedaan pemikiran siswa anak SMA terhadap cita-cita, yang A ingin menjadi perawat, namun yang B ingin menjadi Dokter, mereka sama-sama memiliki cita-cita dibidang medis. Namun bagi B jika ingin memiliki profesi dibidang medis lebih baik sekaligus menjadi Dokter daripada perawat, karena dipandangnya lebih tinggi derajat Dokter,serta untuk gaji menjadi Dokter bisa dikatakan sangat makmur dibandingkan perawat, dan kemungkinan yang dipelajari tidak jauh beda dengan perawat, hanya ada tambahan saja, itu menurut pemikiran B misalnya. Sedangkan menurut A lebih baik menjadi perawat dibidang medis, karena biaya untuk sekolah Dokter tidaklah sedikit, serta untuk masuk dikedokteranpun butuh usaha yang tinggi, karena tidak mudah untuk sekolah diKedokteran, dan dalam kehidupan ekonomi A terbilang pas pasan tidak seperti B. Hal inilah yang menimbulkan perbedaan pandangan terhadap cita-cita diantara mereka walaupun sama-sama dibidang medis.

Dan salah satu contoh lagi adalah perbedaan cita-cita antara C dan D. Keinginan C dalam cita-cita adalah ingin menjadi Arsitektur maka saat kuliah ia mengambil jurusan Arsitektur, karena kemampuan dia dibidang seni sangat bagus dan dalam kemampuan perhitunganpun juga lumayan baik, C juga ingin mengambil jurusan Teknik Sipil, namun ia berpikir jika dalam bidang Teknik Sipil dalam tanggung jawab proyek sangatlah besar dibandingkan Arsitektur, namun Arsitektur juga memilik tanggung jawab yang tidak seberat Teknik Sipil, dan Teknik Sipil memiliki beban perhitungan yang sangat tinggi, itulah pemikiran dari C. Sedangkan D memiliki keinginan untuk mengambil jurusan Teknik Sipil, karena ia juga sangat suka dalam perhitungan dibandingkan menggambar seperti Arsitektur dan kemampuan menggambarpun ia bisa dibilang kurang, namun jika ia mau berusaha dan latihan trus menggambar kemungkinan ia mampu untuk menjadi Arsiterktur, dan D beranggapan bahwa di Teknik Sipil dalam proyek memiliki kekuasaan yang tinggi dibandingkan dengan Arsitektur, maka dari itu ia lebih memilih di Teknik Sipil.

Hal tersebut merupakan salah satu contoh perbedaan cita-cita tiap individu, Memang tiap manusia kebanyakan memiliki cita-cita yang berbeda, karena berawal dari keinginan dan pola pikir kita dalam  beranggapan dan berpendapat hal tersebutlah yang menimbulkan perbedaan pandangan hidup pada diri manusia. Itu semua tergantung pada usaha, lingkungan, kondisi, kemauan, keyakinan, kebaikan dan yang lebih utama adalah pendapat dan pola pikir kita dalam menanggapi pandangan hidup terhadap cita-cita. Karena hal tersebut merupakan hak kita juga dalam memilih dan bertindak, asalkan positif.